München: BMW supremasi dari kekuatan teori

18

May 2, 2008 by Tara

Aku menemukan tulisan ini di milis. Cukup menarik, jadi aku posting di blog ini. Berikut tulisan lengkapnya :

(Tulisan ini untuk mengejek diri sendiri)…
Praktisi idiot! Saya tidak percaya dengan para praktisi! Hanya para mahasiswa snobbish yang belum punya pengalaman kerjalah yang percaya bahwa para praktisi itu adalah orang yang ilmunya mumpuni, menjadi panutan dan paling bertanggung jawab dengan kredibilitas perusahaan.

Sampeyan boleh tidak percaya dengan statement saya. Apalagi jika sampeyan praktisi, sampeyan pasti misuh-2 (coro njowone: memaki-maki) karena saya “menghina” para praktisi dengan kata “idiot!”.

Saya terima semua komplain sampeyan atas ketidaksetujannya terhadap saya. Tapi mohon jangan membenci saya. Saya juga praktisi, jelek-2 begini saya berstatus Project Manager dan SAP Consultant. Jadi, saat saya menulis “praktisi idiot,” saya sedang meledek diri sendiri… =))

XXX

Hamburg. Shubuh dini hari. Sayang sekali tidak ada ayam jantan berkokok di sini. Check in sebentar di Bandara. Setelah proses tetek bengek security selesai, mulailah merebahkan badan yang masih mengatuk di kursi Business Class Lufthansa menuju München. Lumayan 1 jam perjalanan bisa melanjutkan mimpi indah…

BMW mengundang saya bertemu untuk Vorstellungsgespräch (wawancara) sebuah posisi lowong bidang SAP. Fantastis, untuk sebuah wawancara kerja mereka memfasilitasi Lufthansa Business Class lengkap dengan Sofitel Hotel, Acord Chain Management. Pikir saya, BMW ini pasti sinting! Saya toh belum tentu memenuhi kualifikasi mereka, tapi mereka
sudah buang-2 uang untuk hanya sebuah proses “sepele”: wawancara penerimaan karyawan baru… :))

Tapi itu belum seberapa…

München. Beberapa saat keluar dari U-Bahn (subway) Olympia stasiun, disinilah supermasi kedigdaya BMW flamboyant gagah berada. Lambang mobil paling prestius itu elegan terlihat di kejauhan tepat persis di atap Headquarter-nya. Gedung kembar 4, dengan fenomena silindris. Di dalam gedung itulah saya akan bertemu dengan beberapa orang untuk sebuah meeting…

Tepat jam 10, wawancara dimulai. Demi Tuhan, ini sih bukan wawancara pekerjaan. Ini lebih tepat seperti sidang promosi doktor :))

Di depan saya ada 5 orang dalam satu meja bundar kecil. Satu persatu, mereka memperkenalkan diri dari mulai konsultan SDM, Manajer Projek, Manajer Akuntansi, Manajer Controlling dan Manajer IT. Yang membuat saya tercengang, semuanya bergelar DOKTOR! alias berpendidikan S-3. Jadi, saat itu saya sedang berhadapan dengan 5 orang Doktor.

Saya sudah bersentuhan dengan beberapa perusahaan Jerman seperti TH Winkel, Otto Versandt, T-System International, BASF IT Service, dll. Dan BMW telah semakin menambah keyakinan saya tentang sesuatu yang unik dari tradisi perusahaan-2 raksasa di Jerman.

Satu hal yang paling menonjol dari perusahaan Jerman. Mereka memperkerjakan puluhan bahkan ratusan karyawan berpendidikan DOKTOR! Jumlah karyawan Doktor mereka tidak kalah banyak dengan jumlah Doktor di Universitas elit di Indonesia.

XXX

Mari kita lihat Astra Internasional, perusahaan terbaik dan sangat profesional dalam pengembangan SDM di Indonesia. Lihatlah, apakah mereka memiliki karyawan berpendidikkan Doktor? (mohon dicatat doktor dari Universitas kredible bukan Doktor dari Univ rumah toko).

Makanya, meskipun Astra itu selalu untung dengan omset gila. Itu perusahaan pengecut! Hanya jago kandang! Perusahaan awak bawang, kelas assembly tanpa inovasi! Karyawannya cuma level STM, Insinyur dan es-e (baca: sarjana ekonomi) kelas teri!

(Seperti saya yang juga berpendidikan minimalis), innovasi apa yang bisa diharapkan dari karyawan yang cuma berpendidikan insinyur dan es-e kelas teri? (Bei allem Respekt, dengan segala hormat, mohon maaf buat para insinyur dan es-e serta pada diri saya sendiri tentu saja.
Mohon agar statement saya dilihat dari spirit positifnya supaya putra-putri sampeyan juga saya perlu sekolah sampe doctor :)).

(Seperti saya yang juga berpendidikan minimalis), teori apa sih yang dikuasai oleh para insinyur dan es-e yang kuliahnya paling-2 cuma baca diktat tipis di kampus? Otak mereka itu kosong dengan teori. Akibatnya, mereka „tidak tahu apa-2″. Mereka paling-2 menjalankan business as usual. Tanpa keberanian menemukan inovasi teknologi baru untuk memenangkan pertarungan kapitalis global.

Lihatlah perusahaan kebanggaan Orde Baru, model Pertamina. Adakah karyawan yang berpendidikan doktor disana? Makanya Pertamina itu benar-2 perusahaan memalukan yang memiliki perfomance njelehi. Puluhan tahun berpengalaman di bidang pertambangan, baru ketemu anak bau kencur ABG kemarin sore model Petronas, Pertamina keok seperti ayam sayur.

Pertamina itu benar-2 perusahaan lugu (lutju tur guoblok:)). Mosok sih para karyawan Pertamina itu ndak punya malu, bisa kalah dengan anak bau kencur ABG model Petronas? Inilah akibatnya, jika perusahaan besar dikelola oleh para „praktisi idiot amatiran”. Tidak menguasai teori. Jadilah perusahaan-2 dengan omset raksasa tidak lebih dari ayam sayur =))

XXX

Seperti yang terjadi pada diri saya, para insinyur dan es-e itu tidak lebih seperti serdadu-serdadu „sepak pantat”. Layaknya para serdadu, jika berperang itu cuma dijadikan „umpan” ke musuh agar mati duluan. Mereka bukanlah ahli-2 strategi yang menguasai teori dan visi masa depan. Makanya mereka hanya mampu melihat beberapa meter dari panca indera mereka. Mereka melihat persoalan dengan mata bukan dengan otak!

Keterbatasan penguasaan teori dan tools-2 manajemen dan teknologi pada para karyawannnya membuat perusahaan-2 cap „Melayu Njowo” tidak siap bertarung frontal dengan lawannya perusahaan-2 cap „Londo Bule”.

Sementara sang lawan model BMW, Airbus, T-System, BASF, Otto Versandt, SAP didukung oleh ratusan doktor yang berkerja secara sinerji dan kolaboratif. Memang jika 1 doktor itu itu tidak bisa banyak berbuat. Tapi jika 50 atau 100 doktor dengan kemampuan berbagai bidang bersatu dalam kolaborasi sebuah sistem, maka berbagai innovasi masa depan pasti terlahir dari mereka. Seperti sebuah orkestra yang melahirkan kreasi nada-nada inovasi teknologi.

XXX

Doktor itu adalah kapten-kapten industri yang akan memimpin peradaban masa depan. Tanpa mereka, sebuah perusahaan akan mandul dari kreativitas. Mereka hanya mampu berkompetisi dengan kaedah manajemen primitif tradisional.

Apa kelebihan para doktor dibandingkan para insinyur dan es-e kelas teri? Kumpulan para doktor dengan pemahaman teorinya akan mampu membuat kondisi lingkungan industri dan bisnis yang uncertainty menjadi certainty. Mereka mampu menurunkan berbagai simpton-2 persoalan abstrak menjadi sebuah model yang ter-standarisasi.

Dari model yang certainty inilah mereka bisa membuat tools manajemen seperti business intelligent, early warning system, performance measurement, balance score card, dll. Akibatnya berbagai prediksi masa depan, analisa dan solusi sudah bisa dibuat jauh sebelum masalah itu terjadi dengan presisi yang sangat akurat.

Disinilah perlunya para akdemisi berpendidikkan doktor bekerja di perusahaan. Dan menurut saya inilah kunci suksesnya kenapa perusahaan-2 di Jerman bisa menjadi pemenang dalam kapitalis global.

XXX

Saya benar-benar bermimpi di suatu masa nanti, Astra Internasional, Telkom, BNI, Garuda, dll memiliki puluhan atau bahkan ratusan karyawan berpendidikan doktor. Saya berharap dari kumpulan para doktor inilah, beserta innovasi yang terlahir darinya, akan memimpin kita mengalahkan BMW, Mercedes Benz, Deutsche Bank, T-System, RWE Groups, BASF, Siemens, dsb.

Anda menuduh saya saat ini sedang bermimpi dan uthopia? Yah biarin aja… Pokoknya semua tuduhan anda akan saya terima dengan ikhlas 🙂
Salam hormat,

Ferizal Ramli
Praktisi Industri dan Konsultan IT

18 thoughts on “München: BMW supremasi dari kekuatan teori

  1. Rindu says:

    Oleh-olehnya saya tunggu ya mas … SELAMAT, seneng baca tulisan ini 🙂

  2. Tara says:

    Rindu salah comment deh sepertinya..
    Itu email dari orang yang entah siapa aku nggak kenal:D
    Cuman itu menyebar di milis. Dan aku lihat isinya cukup menarik, ya aku posting disini.
    Kebetulan aja aku pernah tahu sedikit tentang jerman sehingga bisa merasakan kebenaran tulisan ini.

  3. fathiiiii says:

    pernah dapet juga di milis … (apa ya, lupa)
    makanya, sekolah yang tinggi 😀

    saya link blognya ya.

  4. Tara says:

    Fathi, aku link juga ya..
    Oh ya , nambahin comment juga, tulisan dari Ferizal Ramli ini barulah tulisan sentilan. Arttinya, isinya memang tidak banyak, tapi cukup menyentil kesadaran kita.
    Sebenernya hal ini kalau dikupas lebih jauh, sangat menarik (dan sangat dalam, jadinya males nulis:p).
    Pertanyaan yang muncul selanjutnya dari sentilan ini adalah, kenapa sampai perusahaan-perusahaan Indonesia seperti itu?
    Bagaimana mengubah corporate culture di Indonesia sehingga bisa sama dengnan yang di Jerman sana itu?
    Selamat berpusing:p

  5. trisetyarso says:

    Tahun 1960 Jerman dan Amerika masih digdaya.

    Tapi, kini era-nya Asia; bahkan untuk sponsor Piala Dunia yang ada di Jerman saja, sponsornya adalah Toshiba. 😛

    Kelebihan perusahaan Jepang, selain mempekerjakan PhD, tapi juga ditopang dengan etika yang sangat kuat.

    Orang Jepang sangat cinta kerja, sangat jujur, deelel … yang harusnya dimiliki oleh orang indonesia yang muslim.

    Kalo saya sih optimis … kelak indonesia bisa mengikuti Jepang; yaitu melibas Jerman, Amrik dkk …

  6. Tara says:

    Saya rasa untuk Indonesia tidak semudah itu Mas Tri. Jepang dan Korea (dan mungkin Cina juga? aku nggak tahu) sangat mungkin untuk menyusul Eropa dan Amerika. Indonesia dengan kondisi SDMnya, masih jauh panggang dari api.
    Sebenernya koreksi juga buat tulisan Ferizal Ramli diatas, memang kesalahan 1 adalah kesalahan industri/ bisnis indonesia untuk tidak melibatkan tenaga ahli terdidik untuk bergabung. Tapi kesalahan 2 adalah: banyak juga lulusan S2 ataupun S3 yang ternyata kecoa busuk! Ya, aku bilang kecoa busuk. Karena sudah berani menggunakan gelar S2/ S3 tetapi pengetahuannya sangat-sangat bodoh. Aku nggak ngerti bagaimana mereka memperoleh gelar seperti itu.
    Ini bukan suatu generalisasi ya.. Dosen-dosen di ITB yang S2 dan S3 yang aku temui kebetulan termasuk yang penguasaan ilmunya serius. Tapi S2-S3 yang berkumpul di LIPI, yang bergerumbul di birokrasi, dan beberapa universitas antah berantah, rasanya cukup banyak yang kualitasnya kategori kecoa busuk. Eh, included juga lulusan S2 ITB (MBA termasuk kategori S2 kan?) kayaknya cukup banyak juga yang kategorinya kecoa busuk.
    Dengan adanya kecoa busuk berkedok pendidikan tinggi, tentunya perusahaan yang tadinya punya niat baik juga bisa menjadi jera. Jadinya, ya sudah.. pekerjakan aja kelas-kelas teri!
    Jadi tulisan ini mestinya juga menjadi koreksi buat teman-teman yang bergerak di dunia pendidikan. Koreksilah, apa yang salah di pendidikan sehingga muncul carut marut ini!

  7. Tara says:

    Oh ya, menambahi comment di atas.
    Kemarin aku melihat ada orang ngomong dengan semangat “amerika akan jatuh, karena sudah ada krisis ekonomi, bla bla bla ……
    Aku dalam batinku tertawa, karena orang ini cuman asal ngomong aja. Tidak semudah itu negara akan jatuh performanya. Yang harus dilihat adalah kondisi SDMnya. Amerika boleh terkena krisis saat ini. Tapi dengan SDM yang ada di mereka saat ini, maka orang-orangnya akan membuat koreksi-koreksi sehingga mereka akan keluar dari krisis ekonomi dan tumbuh kembali.
    Jangan lupa, mereka masih menguasai aset finansial yang besar. Mereka masih menguasai ilmuwan yang banyak. Mereka masih memiliki banyak paten. Mereka masih memiliki militer yang kuat.
    Perkiraanku, hanya suatu bencana yang mematikan sebagian besar penduduknyalah yang memungkinkan Amerika hancur. Tanpa itu, rasanya mereka akan recovery kembali. Bisa jadi recoverynya tidak menjadi nomor 1 (mungkin digantikan Prancis, Jerman, Jepang atau Cina), tapi at least masih akan jadi kekuatan yang diperhitungkan di dunia.

  8. Doktor itu hanya sekedar gelar, yang kita butuhkan adalah manusia yang jujur dan bersedia bekerja sama dalam teamnya (tidak sok pitar) dan memiliki etos kerja tinggi.

  9. trisetyarso says:

    Hihihi … Mas Tara bisa saja bikin diskusi.

    Kehancuran dan bangkitnya suatu bangsa bukan saja disebabkan faktor ekonomi dan faktor pendidikan; melainkan banyak faktor, termasuk, jika kita menggunakan kaca mata iman, salah satunya adalah faktor kutukan orang-orang yang tertindas.

    Amerika sejak tahun 2002 telah memposisikan sebagai negara penjajah. Bahkan, lebih dari itu, mereka adalah pembantai kaum muslimin di Afghanistan dan Irak.

    Saya ragu, jika doa mereka yang sanak saudaranya terbunuh, jasmaninya rusak, masa depannya terampas oleh Amerika, doanya tidak diterima oleh Allah SWT …

    Itu dari kaca mata keimanan …

    Mau dipakai kacamata lain?

    Ok, sekarang kita pakai kaca mata politik.

    Amerika sekarang ini berada dalam krisis politik; rakyatnya harus memilih apakah harus memilih pemimpin kulit hitam yang identik dengan Islam (walaupun bukan Islam), yaitu Barrack Husein Obama ataukah pelanjut aliran politik perang Bush, yaitu John Mc Cain?

    Ibarat main catur, kedua calon ini bakalan membawa Amerika ke jurang yang lebih parah dari sebelumnya.

    Kajian yang bagian ini lain kali (atau Kang Tara sudah bisa menganalisanya …)

    Dari kacamata pendidikan:

    Masyarakat Amerika yang berasal dari Eropa kin i malas-malas, sehingga posisi-posisi yang strategis direbut oleh orang non-Eropa, seperti Yahudi, India, Cina dan Jepang. Jelas sekali, ini sedikit banyak akan berdampak baik bagi negara2x tersebut dan akan merugikan Amerika sendiri.

    Untuk yang terakhir ini, silakan search di youtube: “Stupid American”

    Itu dulu, Kang …

  10. trisetyarso says:

    Btw, Kang Tara, dalam banyak hal, Asia sudah jauh melebihi Amerika dan Eropa.

  11. Tara says:

    @Mas Tri
    1. Aku percaya faktor Tuhan. Sangat banyak yang bisa dilakukan oleh Tuhan. Cukup banyak variabel yang bisa diberikan oleh Tuhan, mulai dari topan, banjir, panas, virus, atau malah tentara depresi. Aku percaya bahwa jika Tuhan menghendaki suatu bangsa hancur, maka tidak akan ada yang bisa melawan. Sejarah sudah membuktikan bangsa Mesir kuno yang sedemikian tingginya pada saat itu, sekarang tidak berbekas. Yunani, roma, dll. Bahkan yang dekat dengan sekarang : Uni Soviet (sekarang Rusia), juga bisa dikategorikan tumbang (meski sekarang bangkit lagi). Tapi berbicara tentang kekuasaan Tuhan, tentunya kita tidak bisa meramal kan? Apakah cuman bangsa Amerika saja yang brengsek? Bagaimana dengan bangsa Indonesia? Bagaimana dengan bangsa Mesir?
    Jadi dalam hal kekuasaan Tuhan, mutlak aku mengakui. Tapi apakah akan terjadi, dan bentuknya seperti apa, aku menghindarinya.

    2. Politik akan membawa Amerika jatuh lebih parah? Mungkin. Tapi ingat, dengan SDM mereka, maka kejatuhan itu akan mampu mereka recovery. Salah satu keunggulan Amerika adalah sistem pasarnya, dimana nasib suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh beberapa orang yang berkuasa. Asset mereka untuk recovery cukup banyak : kekayaan (cek sendiri deh, berapa kekayaan Amerika), militer (kekuatan militernya masih yang terbesar), ilmuwan (cek berapa banyak ilmuwan yang disana), bisnis (bedakan bisnis dengan kekayaan ya.. Bisnis ini meliputi sistem bisnis yang terbangun, termasuk sdm, infrastruktur, penguasaan pasar, dll). Dengan semua kekuatan itu, aku yakin mereka akan recovery (keyakinan yang didasari analisa ya.. Kalau berdasar keimanan, hanya satu jawabannya: tergantung Tuhan!).

    3. Tentang eropa non eropa di Amerika. Tidak ada yang masalah disitu, karena mereka semua jadi satu: Amerika. Mau mereka tidak merasa Amerika, toh dengan bekerja disana mereka ikut memperkuat $ yang ujung2nya memperkuat Amerika. Toh mereka meningkatkan GNP Amerika. Dll.

    4. Asia banyak hal melebihi Amerika dan Eropa? Asia yang mana dulu? Kalau itu Jepang, Korea, atau Cina, itu cukup mungkin untuk menggantikan posisi bangsa nomor 1. Tetapi jika Indonesia dihitung, terus terang aku masih tertawa:D.
    Tapi supaya tidak berpuas diri dengan asumsi-asumsi, coba dilihat deh, kekayaan terbesar di dunia siapa? Mata uang yang paling banyak digunakan siapa? Kekuatan militer terbesar siapa? Begitu itu disusun, misal kita jumlah Amerika dan Eropa, bandingkan dengan jmlah Asia, maka hasilnya akan bikin kaget deh:). Kalau menafsirkan dari konsumsi energi, kalau tidak salah 2/3 energi dikonsumsi negara2 maju(termasuk Jepang dan Cina sih kayaknya). Tapi persisnya, silahkan cari sendiri deh.. Aku belum sempet nyari nih.

  12. trisetyarso says:

    Kang Tara, kalau kemaksiatan bangsa Indonesia, sebejat-bejatnya, tidak membantai orang atau menjajah suatu negeri.

    Btw, coba Kang Tara lihat link2x berikut; apakah Allah akan membiarkan saja mereka itu, yang jelas-jelas membantai umat Islam?

    http://eramuslim.com/berita/int/8513133630-iran-as-dan-inggris-dalang-ledakan-bom-masjid-shiraz.htm
    http://1muslimnation.files.wordpress.com/2007/06/us-soldiers-inside-mosque.jpg?w=409&h=271
    http://video.google.com/videoplay?docid=-1648072155393373528&q=american+soldier+mosque+iraq&ei=PT8pSK-EK4GgqQPDpZGfCQ

    Dsb …

    Sepertinya akan ada bayaran yang mahal untuk perbuatan mereka itu, Kang …

  13. Tara says:

    Mas Tri,
    bahwa tindakan negara-negara itu jahat, aku tidak menutup-nutupi.
    Hanya saja, apakah kita akan menafsirkan kemauan Tuhan sesuka kita sendiri?
    Kita menganggap negara lain jahat dengan kriteria “membantai orang dan menjajah suatu negeri”, dan kita anggap Tuhan akan memberikan hukuman langsung kepada mereka saat ini juga. Sementara terhadap kejahatan lain, kita anggap tidak akan diberi hukuman oleh Tuhan. Kok malah jadinya kita yang mengatur Tuhan???

    Kalau kita melihat pada Kitab Suci, dijelaskan kasus kaum Luth (homo), Nuh (tidak mengikuti seruan Nabi), dll (kalau tidak salah ada juga kaum yang tidak jujur terhadap timbangan, di Nabi siapa.. lupa aku persisnya). Kejahatan mereka itu bukanlah menjajah bangsa lain, tapi toh Tuhan memberikan hukuman terhadap kaum tersebut.

    Hendaknya kita tidak menjadi kelompok yang “kuman diseberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tidak tampak”.
    Bahwa Tuhan memiliki ketentuan, kita wajib percaya. Apa ketentuan Tuhan, tak satupun yang bisa meramalnya.

    Bahwa kita sakit hati terhadap tindakan suatu bangsa, kembali kepada kita. Akankah kita hanya duduk berpangku tangan atau kita terus berusaha. Aku ingat sindiran Hamka terhadap ulama-ulama ketika Napoleon menyerang mereka. Para ulama itu membaca Qur’an di dalam masjid berdoa dan hasilnya Napoleon dengan kuda masuk ke masjid. Hal ini kalau tidak salah ditulis beberapa kali di tafsir Al Azhar. Sementara kalau kita bandingkan, Nabi saja ikut turun ke medan perang, dan sampai terluka terkena panah segala. Bahkan sampai ada aturan sholat dalam keadaan perang segala.
    Oh ya, ini tidak berarti aku mendukung suatu tindakan bunuh diri ya.. Mundurpun itu suatu strategi (Ada salah satu Panglima di jaman Rasul atau Khulafaur Rasyidin, yang memilih membawa mundur pasukan, dan itu dibenarkan. Ada salah seorang yang disiksa untuk keluar dari Islam, akhirnya menyatakan diri keluar dari Islam agar siksaan terhenti, tapi hatinya tidak keluar dari Islam, dan Nabi membenarkan tindakannya itu). Jadi sekali lagi, terserah pada strategi kita masing-masing. Mungkin belajar di Jepang itu suatu strategi? Bisa ya bisa tidak, tergantung pelakunya Mas:)

  14. trisetyarso says:

    Kang Tara … nah itu dia, kaum Nabi Luth di azab hanya karena menyukai sesama jenis … gimana pula kaum yang membantai orang yang beriman? yang jelas kejahatannya berlipat-lipat …

    Gak kebayang, deh …

  15. Rindu says:

    Udah balik ke Indo mas?

  16. Tara says:

    duh rindu.. baca comment n0 2 deh:D

    @Tri
    Pertanyaan sederhana, apakah kita lebih tuhan daripada Tuhan sendiri?
    Apakah Tuhan akan memberi seseorang hukuman di dunia, atau malah diberi segala kelimpahan di dunia, itu adalah kewenangan Tuhan dengan segala pertimbangan-Nya. Yang PASTI, di akhirat semua amal (baik dan buruk)akan dihisab. Kembali ke masalah bangsa, janganlah kita lebih tuhan daripada Tuhan. Ketentuan Tuhan, kita cukup melihat saja. Kita lakukan saja apa yang bisa kita lakukan:)

  17. Domba Garut! says:

    Perlu doktor teori, dan doktor ahli kehidupan yang berpijak dengan nurani.. biar nggak pinter tapi kebablasan. Sebuah tulisan yang menggelitik dan menampar sekaligus baik bagi diri dan mungkin bapa-bapa yang duduk di kursi empuk BUMN jago kandang itu..

    Memang mereka yang sudah terekspose dengan inovasi dan perkembangan di dunia luar dan faham akan pengembangan kompetensi anak bangsa akan merasa panas dan tertampar mukanya saat kelar mbaca postingan ini, namun sayangnya, kampret-kampret itu hanya berujar: “auk ah gelap!” – bener khan?

    Salam prihatin..

Leave a reply to Rindu Cancel reply